Menulis adalah keberanian, dan tak semua orang berani melakukannya.

Penulis legendaris Indonesia, Pramoedya Ananta Toer mengatakan bahwa menulis adalah sebuah keberanian. Lantas apakah ini menyiratkan bahwa sejatinya menulis itu menakutkan?

Rasanya ungkapan Pram soal itu memang tak berlebihan, saat itu dirinya bahkan sempat dipenjara karena tulisannya sendiri. Dia dipenjara karena buah pikiran yang dituangkannya ke dalam tulisan yang dianggap menyebarkan paham komunisme. Bahkan orang punya ideologi yang berbeda kala itu sudah dianggap melanggar hukum. Bukankah sejatinya manusia diciptakan untuk berpikir, berideologi adalah tanda dirinya berpikir. Terlepas dari benar atau salah pemikirannya tersebut, kembali pada implementasi atau kerugian apa yang akan ditimbulkan.

Sependapat dengan Pram bahwa menulis adalah soal keberanian, terlepas dari larangan yang terjadi saat itu, sejatinya menulis itu memang tidak mudah. Semua orang mungkin bisa menulis, tapi tulisan yang bagus ?. Tidak semua bisa melakukannya.

Dalam menulis mula-mula seseorang harus merasa lantas berpikir. Kemudian, dari sudut pandangnya tersebut baru ia tuangkan ke dalam tulisan.

Tulisan itulah yang akan menjadi jembatan, cermin pemikiranuntuk bisa dibaca orang lain. Bagamana susunan katanya, apakah argumennya akan diterima ataukah justru dianggap aneh. Membayangkannya saja sudah terdengar menakutkan.

Saat seseorang berkenan untuk menulis, setidaknya menurutku dia sudah belajar tiga hal. Yakni Peka, Jujur dan Berani. Peka terhadap apa yang sedang dia alami maupun orang lain, jujur tentang apa yang dirasakan, dan berani mengungkapkan gagasannya serta siap untuk dikritik karenanya. Maka berbahagialah wahai kalian yang telah berani memulai untuk menulis.

Maka dari itu, tulisan ini dibuat. Membabi buta layaknya orang kurang gawean, tulisan ini buru-buru memecah keheningan malam.

Sebenarnya, ada dua tulisan yang mengilhamiku untuk melakukan ini. Hari ini pada Rabu, 3 Oktober 2023 dua tulisan teman saya dimuat pada portal online. Sungguh terharu dan bangga saya membacanya. Entah mengapa gelora takut untuk sekedar berpikir, atau menuangkan pikiran yang akhir-akhir ini kurasakan membuncah seperti bertemu pawangnya. “Ayolah mulai menulis lagi,” kataku dalam hati. Selama ini saya masih merasa takut untuk mulai menulis. Khawatir tulisan itu tidak jadi, khawatir bahwa tulisan yang kubuat tidak diterima oleh pembaca, khawatir tidak berdampak apa-apa, khawatir hasilnya jelek dan memalukan. Serangkaian khawatir itu, jika direnungkan kembali rasanya begitu tidak realistis.

Bagaimana aku bisa menulis bagus jika memulai saja tidak?. Bagaimana tulisan bagoes lahir tanpa proses panjang dibaliknya?. Oh, Bagaimana~

Maka, sampailah tulisan sederhana ini ke halaman. Setelah ini semoga aku bisa terus berusaha untuk terus enulis dan berbenah seiring berjalannya waktu. Aamiin.

Ditulis: Kamis, 4 Oktober 2023

Disunting mandiri: 14 November 2023

Tinggalkan komentar